Kesehatan
7.000 Warga di Puncak Alami Kelaparan, Panglima TNI Salurkan Bantuan Sosial
Senin, 24 Juli 2023 Jayapura 304 Pengunjung
Bantuan sosial dari Panglima TNI Laksamana Yudo Margono untuk masyarakat di dua distrik Kabupaten Puncak, Papua Tengah. |Tanaman warga di salah satu distrik Kabupaten Puncak, Papua Tengah, yang gagal panen karena cuaca ekstrem dari bulan Mei hingga Juli t
Tanaman warga di salah satu distrik Kabupaten Puncak, Papua Tengah, yang gagal panen karena cuaca ekstrem dari bulan Mei hingga Juli tahun 2023. MIMIKA, (IUSTITIA PAPUA) Pesawat yang membawa bantuan sosial dari Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono tiba di Pangkalan Udara Yohanis Kapiyau Timika, Kabupaten Mimika, Papua Tengah, Senin (24/7/2023). Bantuan ini demi membantu masyarakat di Distrik Agandugume dan Lambewi, Kabupaten Puncak yang mengalami musibah kelaparan.
Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Kolonel Kav Herman Taryaman mengatakan bantuan sosial diterbangkan langsung dari Jakarta pada Senin ini dengan menggunakan Pesawat C-130 Hercules A-1327 Skadron Udara 31 Lanud Halim Perdana Kusuma.
"Adapun jenis bantuan dari Panglima TNI berupa 2 ton beras, 200 dos mie instan, 300 paket sembako dengan berat total 2,5 ton. Sementara Kementerian Sosial menyalurkan makanan siap saji, selimut dan pakaian," papar Herman
Bantuan sosial dari Panglima TNI Laksamana Yudo Margono untuk masyarakat di dua distrik Kabupaten Puncak, Papua Tengah. Ia menuturkan, bantuan sosial tersebut untuk mengatasi masalah kelaparan di wilayah Kabupaten Puncak ini dikirim secara estafet dan selanjutnya akan dikirim menuju Bandara Sinak, Puncak," tambahnya.
Bupati Puncak Willem Wandik mengatakan, total sekitar 7.000 warga yang mengalami musibah kelaparan di Agandugume dan Lambewi. Kondisi ini dipicu tanaman pangan milik warga seperti ubi yang mengalami kerusakan karena cuaca ekstrem.
"Terjadi cuaca ekstrem dengan suhu dingin dan tidak turun dari bulan Mei hingga kini. Kondisi tersebut menyebabkan tanaman milik warga membusuk, " ungkap Willem.
Ia menambahkan, warga yang terpaksa mengonsumsi tanaman pangan yang telah membusuk mengalami gangguan kesehatan seperti diare.
Penulis : Redaksi Iustitia Papua