Nasional
Defenisikan Ulang Peran Agama Hadapi Krisis Global Ratusan Akademisi Akan Bertemu di Semarang
Senin, 29 Januari 2024 Jayapura 140 Pengunjung
Caption : Ratusan Akademisi Internasional akan bertemu di Semarang Defenisikan Peran Agama (foto : ist)
JAKARTA (IUSTITIA PAPUA) – Para
akademisi Indonesia bersama sejumlah negara akan bertemu di Semarang pada
Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) ke-23.
Ajang tahunan ini digelar Ditjen Pendidikan
Islam Kementerian dan akan berlangsung di Universitas Islam Negeri (UIN)
Walisongo, 1 - 4 Februari 2024.
Selain akademisi, hadir juga para tokoh agama
dari sejumlah negara. Mereka akan mendiskusikan beragam persoalan kontemporer
dalam bingkai tema 'Redefining The Roles of Religion in Addressing Human
Crisis: Encountering Peace, Justice, and Human Rights Issues'.
Pada tahap awal, panitia
telah menyeleksi 1.957 artikel yang dikirim calon peserta konferensi, hingga
terpilih 328 paper terbaik. Para penulis berasal dari 10 negara, yaitu
Afghanistan, Armenia, Mesir, Indonesia, Irak, Malaysia, Moroko, Nigeria,
Pakistan, dan Sri Lanka. Mereka terbagi dalam tiga kelompok, Invited Papers
(80), Open Panel (100), dan Extended Panel (148).
"AICIS kali ini
bertujuan untuk mendefinisikan kembali peran agama, terutama Islam, dalam
menghadapi tantangan kemanusiaan kontemporer di kancah global," terang
Staf Khusus Menag bidang Media dan Komunikasi Publik Wibowo Prasetyo di
Jakarta, Senin (29/1/2024).
"Termasuk peran
dalam menguatkan persaudaraan kemanusiaan. Gelaran AICIS bertepatan dengan
momentum Hari Internasional Persaudaraan Manusia yang ditetapkan PBB sejak 2020
untuk diperingati setiap 4 Februari," sambungnya.
Peringatan Hari
Persaudaraan Manusia Internasional ini didasarkan pada momentum
ditandatanganinya Dokumen Persaudaraan Manusia untuk Perdamaian Dunia dan Hidup
Berdampingan pada 4 Februari 2019 oleh Grand Syekh Al Azhar Ahmed Al Tayeb dan
Pemimpin Gereja Katolik Paus Fransiskus. Sebagai kelanjutan dari itu, didirikan
Zayed Award for Human Fraternity.
"Alhamdulillah,
tahun ini NU dan Muhammadiyah telah ditetapkan sebagai penerima Zayed Award for
Human Fraternity," sebutnya.
Kembali ke AICIS 2024,
Wibowo memaparkan ada tujuh isu atau sub tema yang akan dibahas, yaitu
1) Agama, Nasionalisme,
dan Kewarganegaraan di Asia Tenggara;
2) Dampak Isu dan
Ketegangan Keagamaan Internasional terhadap Nasionalisme, Kewarganegaraan, dan
Hak Asasi Manusia;
3) Krisis Kesetaraan,
Keadilan, dan Kemanusiaan; 4) Ketegangan Agama dan Kemanusiaan Global; 5) Isu
Gender, Spiritualitas, dan Minoritas;
6) Fiqih Siyasah tentang
Perang dan Damai: Pasca Kolonial; dan
7) Kebijakan berbasis
Maslahah Mursalah, Kesetaraan, dan Pemberdayaan.
"Isu besarnya adalah
peran agama dalam menguatkan nasionalisme, merespons krisis keadilan dan
kesetaraan, masalah gender, serta kemaslahatan umat, termasuk yang berkenaan
dengan krisis iklim,"imbuhnya.
Direktur Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Ahmad Zainul Hamdi merinci, ada 25 sessi panel yang disiapkan panitia untuk mendiskusikan isu-isu yang menjadi sub tema. Sejumlah akademisi, dalam dan luar negeri, dijadwalkan hadir dan ikut sumbang pemikiran. (Ani/ist)
Penulis : Editor Iustitia