logo loading

Hukrim

Kisah Sedih di Hari Minggu Mama Barbalina Felle Harus Kehilangan Putrinya Secara Tragis

Selasa, 17 Desember 2024 Jayapura 253 Pengunjung

Kisah Sedih di Hari Minggu Mama Barbalina Felle Harus Kehilangan Putrinya Secara Tragis

Caption : Ketua DPD Gerindra Papua Yanni berfoto bersama Mama Barbalina Felle ibunda Alm Elis yang tewas dibakar suaminya sendiri

JAYAPURA (IUSTITIA PAPUA) – Keluarga korban Alm Elis Agustina Yotha membeberkan kronologi kasus pembakaran keji dan tragis yang dilakukan suaminya sendiri seorang Oknum Anggota TNI AU Lanud Silas Papare Jayapura berpangkat Sersan Kepala (Serka) MM, pada hari Minggu, (1/12/2024).

 Alm Elis meninggalkan 2 orang anak yang masih berusia balita. Berikut kronologisnya yang diceritakan Barbalina Felle, Mama almarhum mengatakan Almarhum Elis tinggal di Kompleks Perumahan Lanud yang baru.

Karena lokasi rumah yang sepi itulah membuat korban sering datang kerumah orang tuanya. Setelah pulang ibadah dan  berganti baju dirumahnya. Lalu menuju ke rumah orang tuanya bersama kedua anaknya.

Tiba di rumah orang tuanya dengan membawa tas berisi pakaian anak, lalu kepala cas HP milik suaminya (pelaku-red) yang tanpa disadarinya terbawa di tasnya. Mama Barbalina menduga kemungkinan anaknya bermain dan menaruh kepala cash di tas dan korban sama sekali tidak mengetahuinya.

Elis sampai malam dirumah karena menunggu anaknya yang nomor 2 bangun tidur.

Lalu suaminya WA dan saling membalas WA mengenai kepala Cash HP suaminya. Dari percakapan melalui WA suaminya menyuruh Elis untuk datang dan mencari. Dalam WA Elis, suaminya mengirim gambar martelu/palu dan Elis takut. Setelah dicari di dalam tas anaknya. Ternyata kepala cas  ada dan korban bermaksud mengantarkan kepala Cash kepada suaminya.

Tetapi karena chatan suaminya, membuatnya takut dan korban  mengajak mamanya, yang pada saat itu sedang berjualan pinang di mata Jalan Sosial Sentani untuk menemaninya.

Namun ibunda korban mengatakan antar saja kepala Cashnya dan jelaskan anak - anak yang mungkin bermain.  “Tetapi Elis selalu paksa saya untuk ikut. Tetapi saya tidak ikut juga. Elis akhirnya pulang dengan anak pertama yang masih berusia 4 tahun,”ceritanya

 “Elis katakan, mama antar saya kah, karena saya takut dipukul pakai martelu. Saya mengatakan jemput dulu anaknya yang nomor 2, agar mama tidak bolak balik antar kalian. Saya pikir Elis pergi untuk ambil anaknya yang nomor 2, ternyata langsung pergi ke rumahnya di Kompleks Perumahan Lanud SPR Jayapura,”bebernya.

 Sesudah itu, dirinya kembali berjualan pinang, sehingga handphone miliknya disimpan dalam tas noken. “Saya tidak dengar karena sedang berjualan di pinggir jalan. Waktu saya lihat hp, ternyata ada 11 panggilan tidak terjawab,”ungkapnya.

 Selanjutnya ada  tetangganya datang dan menyampaikan kepada dirinya bahwa putrinya Elis terbakar dan sudah ada di RSUD Yowari.  “Lalu saya jawab bagaimana bisa terbakar baru tadi ketemu dengan saya,”tuturnya.

Barbalina Felle mengungkapkan kejadian Elis dibakar suaminya sebagai anggota TNI AU Lanud SPR Jayapura dirinya tidak melihat langsung. “Yang saya tau Elis sudah di RSUD Yowari untuk mendapat penanganan cepat. Yang sudah dilakukan pihak Lanud SPR Jayapura. Saat saya datang dan melihat Elis badannya bau minyak tanah dan penuh dengan daun dan tanah,”ucapnya menahan pilu.

 Setelah selama dua minggu mendapatkan perawatan, Almarhum Elis akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya dan dimakamkan di Kampung Yobeh Sentani, Senin (16/12/2024).

 Kejadian pilu yang menimpa putrinya itu membuat Mama Barbalina Felle meminta kepada pihak TNI AU SPR Jayapura memberikan hukuman yang setimpal kepada pelaku atas kematian anaknya. Dengan memberhentikannya sebagai Anggota TNI AU dan di hukum.

Mendengar kronologi kematian almarhum Elis, Ketua DPD Gerindra Papua, Yanni, SH, MH menyesalkan oknum Anggota TNI AU di Papua yang membakar istrinya hingga berujung tewas.

"Saya sangat menyesalkan peristiwa seperti ini, apalagi tadi waktu diceritakan sang ibu, korban sudah seringkali mendapat perlakuan kasar dari suami, perempuan seringkali tidak berdaya saat KDRT terjadi dan siklusnya berulang ini yang paling menyesakkan dada. Karena korban akhirnya tewas setelah dirawat di rumah sakit,”kata Yanni.

Yanni mengaku telah meminta keluarga untuk membuat kronologis yang menimpa korban Elis dan akan meneruskan kepada pimpinan juga mengawasi jalannya proses hukum kepada pelaku.

"Harus ada keadilan untuk keluarga, apalagi korban meninggalkan anak-anak yang masih kecil, sehingga harus ada tanggung jawab institusi untuk memberikan keadilan termasuk perhatian kepada keluarga dan anak-anak,”tegas Yanni. (ist)


Penulis : Redaksi Iustitia Papua

Terpopuler