Ekonomi dan Bisnis
Pertumbuhan Ekonomi Sumber Sektor Baru Jadi Peluang Bagi Masyarakat Papua
Jumat, 19 Januari 2024 Jayapura 708 Pengunjung
Kepala Tim Implementasi KEKDA Bank Indonesia Perwakilan Papua, Dadung Tri Marsetyo saat memberikan keterangan pers di Bincang - Bincang Media di Jayapura
JAYAPURA (IUSTITIA PAPUA)
-
Bank Indonesia Perwakilan Papua saat ini mulai menerobos sumber pertumbuhan
sektor perekonomian baru, sehingga Provinsi Papua tidak lagi banyak bergantung
di sektor Pertambangan saja.
Seperti yang dijelaskan Kepala Tim
Implementasi KEKDA Bank Indonesia Perwakilan Papua, Dadung Tri Marsetyo sumber
pertumbuhan sektor yang baru itu seperti perdagangan besar dan eceran, industry
pengolahan, transportasi dan pergudangan menunjukkan trend yang meningkat. Kemudian ada juga sektor perikanan, ekonomi
kreatif, pertanian dan juga pariwisata.
Berbicara di acara Bincang – Bincang Media
(BBM) per awal Januari 2024 di Jayapura, pekan ini. Menurut Dadung dari sisi
pelaku, BI Perwakilan Papua tidak hanya mendorong perusahaan maupun pemerintah
untuk bisa menggerakkan ekonomi. Tetapi juga mendorong UMKM diharapkan bisa meningkatkan
ekonomi dan juga keuangan yang sifatnya tidak hanya konvensional. Akan tetapi
juga keuangan syariah.
Sehingga beberapa hal yang sudah dan akan
terus dilakukan antara lain pelatihan budidaya, pasca panen, pendampingan
sertifikasi halal, pengembangan ekonomi pesantren, pengembangan Industri Kreatif (IKRA) penyelenggaraan pameran
juga peningkatan produksi dan skala usaha digitalisasi UMKM dan ekspor secara
mandiri.
“Ini beberapa hal yang juga menjadi program kerja maupun capaian Bank Indonesia Papua di 2023 dan akan dilanjutkan di tahun 2024,”terangnya.
Ada Keterlibatan Masyarakat
Asli Papua
Menanggapi rilis awal tahun Bank Indonesia
ini. Anggota Analisis Papua Strategis (APS)
Melianus Ajoi,SE menggapinya secara positif. Menurutnya pemimpin daerah kedepan
sebaiknya bisa lebih fokus ke sektor - sektor yang dimaksud, dengan tidak
mengesampingkan urusan wajib.
“Pemda - Pemda bisa memilih beberapa urusan yang
menjadi kewenangan daerah untuk mendorong Masyarakat asli Papua bisa terlibat,”sarannya.
Lanjutnya keterlibatan itu seperti pengaturan
pasar yang kondusif, gudang ikan, gudang sayur/pertanian dan sistem pengolahan
yang higienis untuk produk makanan, pelatihan packaging/kemasan dan lainnya
akan mendorong ekonomi kreatif tumbuh, tapi pasar harus diciptakan dan harus
ada pembeli.
Ditambahkannya lagi pemerintah setempat juga harus
melakukan kerjasama baik dalam negeri maupun luar negeri untuk membangun pangsa
pasar produk local.
Melianus yang kesehariannya juga menjabat
sebagai Kepala Sub Bagian Evaluasi Pelaksanaan Kerjasama Daerah Biro
Pemerintahan Setda Papua Barat di Manokwari, mengkhawatirkan jika tidak ada
kerjasama, maka mungkin banyak pedagang asli Papua (OAP). Tetapi kalau pasar/
pembeli tidak ada, maka OAP akan kembali
ke kebiasaan mendapat uang secara cepat/instant yaitu dengan menjual tanah dan
lainnya.
“Karena menurut saya, bisnis butuh keuletan,
kesabaran, menunggu satu putaran untuk mendapat keuntungan cukup lama dan ini yang
bikin banyak bisnis atau usaha kreatif masyarakat gulung tikar,”pungkasnya. (Julia)
Penulis : Editor Iustitia