logo loading

Metro

Ribuan Umat Katolik Rayakan Minggu Palma di Gereja Kristus Terang Dunia Waena

Minggu, 24 Maret 2024 Jayapura 438 Pengunjung

Ribuan Umat Katolik Rayakan Minggu Palma di Gereja Kristus Terang Dunia Waena

Caption : Suasana Perayaan Minggu Palma di Gereja Katolik Kristus Terang Dunia Waena. (Foto/Desain : Julia/Deddy Wibowo)

JAYAPURA (IUSTITIA PAPUA) – Ribuan umat Katolik merayakan ekaristi Minggu Palma di Gereja Kristus Terang Dunia Waena (KTDW) Kota Jayapura, Provinsi Papua. Minggu (24/3/2024). Sebagai tanda dimulainya Pekan Suci sebelum memasuki Hari Raya Paskah

 Gereja KTDW menggelar dua kali misa yakni Misa Pertama Pukul 06:30 WIT dan Misa Kedua Pukul 09:00 WIT.

 Minggu Palma merupakan minggu peringatan Yesus Kristus memasuki gerbang Yerusalem.
Pantauan redaksi www.iustitiapapua.com , sejak pagi ribuan umat dari berbagai kombas di wilayah itu sudah berbondong – bondong datang ke gereja.

  Perayaan ekaristi Minggu Palma dimulai dengan pemberkatan daun-daun palma di halaman gereja yang berlokasi di Jln Proyek itu. Pastor juga mereciki air berkat, di daun palma yang sudah dipegang sebagian besar umat.
 Banyaknya umat pada misa kedua ini, membuat dalam gereja sudah tidak mampu menampung umat, sehingga mereka yang tidak mendapatkan tempat duduk di dalam. Oleh Dewan Paroki menempatkan umat di Aula Paroki dan sayap kiri – kanan gereja.  

 Selanjutnya dilakukan prosesi memasuki Gereja oleh misdinar dan para petugas liturgi. Mereka terlihat mengikuti perayaan ekaristi dengan khidmat.
 Untuk bacaan injil kisah sengsara Tuhan Kita Yesus Kristus menurut Injil Markus 14:1 – 15:47, dibacakan oleh tiga lector, yang mana salah satunya Pj Walikota Jayapura Frans Pekey yang berperan sebagai Yesus.  

 Selanjutnya Pastor RD Yohan Budi dalam homilinya mengatakan hari ini umat Katolik dihantar dalam tiga bacaan, yang mempunyai nilai penting dalam perjalanan iman kita, yakni belajar untuk taat. Yakni taat untuk mendengarkan dan taat untuk melaksanakan apa yang kita dengarkan.

 “Yesus dan seluruh perjalanan hidupnya sampai pada akhirnya menyerahkan hidupnya. Menunjukkan kepada kita bersama satu nilai yang sangat penting dalam hidup. Yang pada akhirnya mendatangkan berkat penebusan bagi kita semua yang percaya kepadanya,”ujarnya.

 Sebagai umat kita boleh belajar dari seluruh sabda yang sudah kita renungkan pada minggu sebelumnya.

 Ketaatan ini penting bagi kita. Kita yang dengan mudah melarikan diri dari rasa tanggung jawab, dari ketidak setiaan kita daripada Allah. Melarikan diri dari apa yang sudah kita ikrarkan dan janjikan kepada Tuhan.

Kita Sulit Berkorban

 Terkadang kita juga sulit untuk berkorban bagi kebaikan kita bersama. Satu hal penting lainnya yang disampaikan dari apa yang kita rayakan ini. Kita bersama – sama merayakan dan bersorak gembira menghantar Tuhan dalam perayaan hari ini. Pada waktu yang tidak lama lagi.

 Terkadang juga kita berpaling dari dia. Mencaci maki, menghina Yesus dengan sikap – sikap kita yang tidak terpuji. Seperti berkata kasar,  berperilaku dengan pikiran yang tidak menyenangkan Hati Tuhan

 Siapakah Yesus bagi hidup anda. Menjadi bagian yang sangat penting. Jadi suatu pertanyaan yang harus kita jawab dan akan terbukti. Kita akan melihat pada pekan – pekan yang akan datang.

 Kita menghayati perayaan, misterik – misteri dan belajar darinya, untuk boleh seperti dia. Untuk berpartisipasi dalam sengsara Tuhan. Dalam seluruh perjalanan hidup kita.

 Kita juga belajar mengubah sikap hidup kita. Belajar berbicara dari cara yang kasar, merubah cara respon kita terhadap persoalan – persoalan hidup dan juga hal – hal yang ditawarkan dari dunia. Yang akan menjauhkan kita dari Tuhan.

 Inilah Paskah bagi yakni sebuah perubahan hidup, perubahan cara berpikir dan bertingkah laku yang sudah diperbaharui oleh Kematian dan Penderitaan Tuhan Yesus.

 “Daun Palma yang ada di tangan bapak/ibu hari ini jangan dibuang. Dibawa pulang, diletakkan ditempat, dimana bapak ibu bisa lihat diambang - ambang pintu. Untuk mengingatkan kita bersama bahwa pada hari ini masing – masing kita menyambut Yesus sebagai raja. Bukan sebagai musuh. Karena Yesus adalah rajamu, maka baik bagimu untuk mendengarkan, merenungkan. Untuk mengingat sabda yang disampaikan dan menjadikan sebagai bekal dalam perjalanan hidupmu satu tahun yang akan datang,”pesannya. (Julia)


Penulis : Editor Iustitia