logo loading

Opini

Tragedi Berdarah Kembali Terjadi di Sugapa Kabupaten Intan Jaya

Senin, 22 Januari 2024 Jayapura 1718 Pengunjung

Tragedi Berdarah Kembali Terjadi di Sugapa Kabupaten Intan Jaya

Caption foto : Pastor Paroki St. Mikael Bilogai, Dekenat Moni, Keuskupan Timika Febronius Angelo bersama keluarga korban membawa mayat korban Yusak Sondegau ke Rumah Sakit Sugapa Intan jaya untuk diotopsi. (foto : ist)

Oleh : Selpius Bobii

 Pada hari Jumat 19 Januari 2024 telah terjadi lagi kontak senjata antara TNI/Polri vs OPM/TPNPB di Kampung Bilogai - Distrik Sugapa - Di Intan Jaya - Papua pada Pukul 18.25 WIT.

  Dalam insiden ini menewaskan seorang anggota Brimob bernama Bripda Alfandi Steve Karamoy. Ia terkena tembakan di bagian rahang kiri tembus rahang kanan dan mengakibatkan korban meninggal dunia.

 Kontak senjata terjadi di jantung kota kabupaten, kecamatan Sugapa. Kejadian kontak senjata berawal dari Jdua. Tiga kampung yaitu Desa Wandoga, Desa Bilogai, dan desa Yokatapa menjadi sasaran kontak senjata. Kejadian kontaknya pada sore menjelang malam sehingga masyarakat setempat tidak mengungsi ke mana-mana namun, tetap bertahan di rumah masing-masing.

 Kontak senjata berlanjut hingga hari Sabtu 20 Januari 2024. Terjadi kontak senjata lagi di Kampung Mamba. Dalam insiden ini rumah sehat warga sipil jadi sasaran, dibakar. Warga sipil beberapa kampung mengungsi ke hutan-hutan bahkan banyak yang lari ke kampung yang lebih jauh dari tempat kontak senjata, seperti Kampung Jalai, Kampung Baitapa, kampung Dapa, kampung Abundonga, dan kampung terdekat lainnya.

 Pada Sabtu, 20 Januari 2024, akibat kontak senjata itu seorang ibu warga sipil bernama Apriana Sani peluru tembus tangan kanannya di Kampung Jogasiga Kabupaten Intan Jaya Provinsi Papua Tengah pada pukul 20:28 WIT. Satu buah rumah sehat milik Marten Sani kampung Mamba dibakar oleh TNI/Polri.

 Kontak senjata berlanjut pada Minggu, 21 Januari 2024. Seorang warga sipil bernama Yusak Sondegau ditembak TNI/Polri dan meninggal dunia di Kampung Yokatapa - Sugapa - Intan Jaya.

Yusak Sondegau (38) tahun  korban penembakan Pasukan Gabungan Damai Cartenz di halaman rumahnya, saat buang air kecil di halaman rumah dari Markas jaraknya kurang lebih 50 meter, militer Indonesia menembak mati.

 Lalu Pastor Paroki St. Mikael Bilogai, Dekenat Moni, Keuskupan Timika Febronius Angelo bersama keluarga Yusak membawa mayat korban ke Rumah Sakit Sugapa Intan Jaya untuk diotopsi.

Akibat dari kontak senjata ini, warga sipil ada yang mengungsi ke hutan, ada yang mengungsi ke Kampung terdekat, dan ada pula yang mengungsi ke Pastoran setempat.

Berbagai operasi militer yang terjadi selama ini di Tanah Papua, termasuk di Intan Jaya adalah skenario Negara Indonesia dalam rangka memusnahkan etnis Papua dan merelokasi warga setempat untuk merampas Kekayaan Alam Papua. Intan Jaya menjadi salah satu target dari Negara Indonesia untuk mengeksploitasi Tambang Emas Blok Wabu.

 Menyikapi operasi militer yang sedang terjadi di Sugapa - Intan Jaya dan di beberapa Kabupaten di Tanah Papua, pada kesempatan ini kami menyampaikan bahwa :

1). Mendesak Pangdam dan Kapolda Papua memerintahkan anak buahnya yang sedang brutal untuk menghentikan operasi militer di Sugapa Intan Jaya.

2). Pemerintah Propinsi Papua Tengah dan Pemda Intan Jaya segera membangun koordinasi untuk memperhatikan warga sipil yang sedang mengungsi, baik mencarikan tempat penampungan, bama, pengobatan dan lain lain.

3). Komnas HAM segera menyelidiki kasus dugaan pelanggaran HAM di Intan Jaya.

4). Presiden RI melalui Panglima dan Kapolri segera menghentikan Operasi militer di Tanah Papua dan segera menarik Pasukan Non Organik dari Tanah Papua.

5). Untuk menghentikan air mata darah yang terus menetes di Tanah Papua, Negara Indonesia segera mengadakan Perundingan dengan bangsa Papua yang dimediasi dan difasilitasi oleh pihak ketiga yang netral.

Demikian pernyataan ini kami keluarkan untuk ditindak-lanjuti oleh pihak pihak terkait. (Koordinator Jaringan Doa Rekonsiliasi untuk Pemulihan Papua (JDRP2)) 


Penulis : Editor Iustitia