Opini
Tragedi Berdarah Kembali Terjadi di Sugapa Kabupaten Intan Jaya
Senin, 22 Januari 2024 Jayapura 1749 Pengunjung
Caption foto : Pastor Paroki St. Mikael Bilogai, Dekenat Moni, Keuskupan Timika Febronius Angelo bersama keluarga korban membawa mayat korban Yusak Sondegau ke Rumah Sakit Sugapa Intan jaya untuk diotopsi. (foto : ist)
Oleh : Selpius Bobii
Pada hari Jumat 19 Januari 2024 telah terjadi
lagi kontak senjata antara TNI/Polri vs OPM/TPNPB di Kampung Bilogai - Distrik
Sugapa - Di Intan Jaya - Papua pada Pukul 18.25 WIT.
Dalam
insiden ini menewaskan seorang anggota Brimob bernama Bripda Alfandi Steve
Karamoy. Ia terkena tembakan di bagian rahang kiri tembus rahang kanan dan
mengakibatkan korban meninggal dunia.
Kontak senjata terjadi di jantung kota
kabupaten, kecamatan Sugapa. Kejadian kontak senjata berawal dari Jdua. Tiga
kampung yaitu Desa Wandoga, Desa Bilogai, dan desa Yokatapa menjadi sasaran
kontak senjata. Kejadian kontaknya pada sore menjelang malam sehingga
masyarakat setempat tidak mengungsi ke mana-mana namun, tetap bertahan di rumah
masing-masing.
Kontak senjata berlanjut hingga hari Sabtu 20
Januari 2024. Terjadi kontak senjata lagi di Kampung Mamba. Dalam insiden ini
rumah sehat warga sipil jadi sasaran, dibakar. Warga sipil beberapa kampung
mengungsi ke hutan-hutan bahkan banyak yang lari ke kampung yang lebih jauh
dari tempat kontak senjata, seperti Kampung Jalai, Kampung Baitapa, kampung
Dapa, kampung Abundonga, dan kampung terdekat lainnya.
Pada Sabtu, 20 Januari 2024, akibat kontak
senjata itu seorang ibu warga sipil bernama Apriana Sani peluru tembus tangan
kanannya di Kampung Jogasiga Kabupaten Intan Jaya Provinsi Papua Tengah pada
pukul 20:28 WIT. Satu buah rumah sehat milik Marten Sani kampung Mamba dibakar
oleh TNI/Polri.
Kontak senjata berlanjut pada Minggu, 21
Januari 2024. Seorang warga sipil bernama Yusak Sondegau ditembak TNI/Polri dan
meninggal dunia di Kampung Yokatapa - Sugapa - Intan Jaya.
Yusak Sondegau (38)
tahun korban penembakan Pasukan Gabungan
Damai Cartenz di halaman rumahnya, saat buang air kecil di halaman rumah dari
Markas jaraknya kurang lebih 50 meter, militer Indonesia menembak mati.
Lalu Pastor Paroki
St. Mikael Bilogai, Dekenat Moni, Keuskupan Timika Febronius
Angelo bersama keluarga Yusak membawa mayat korban ke Rumah Sakit Sugapa Intan Jaya
untuk diotopsi.
Akibat dari kontak
senjata ini, warga sipil ada yang mengungsi ke hutan, ada yang mengungsi ke
Kampung terdekat, dan ada pula yang mengungsi ke Pastoran setempat.
Berbagai operasi militer
yang terjadi selama ini di Tanah Papua, termasuk di Intan Jaya adalah skenario
Negara Indonesia dalam rangka memusnahkan etnis Papua dan merelokasi warga
setempat untuk merampas Kekayaan Alam Papua. Intan Jaya menjadi salah satu target
dari Negara Indonesia untuk mengeksploitasi Tambang Emas Blok Wabu.
Menyikapi operasi militer yang sedang terjadi
di Sugapa - Intan Jaya dan di beberapa Kabupaten di Tanah Papua, pada
kesempatan ini kami menyampaikan bahwa :
1). Mendesak Pangdam dan
Kapolda Papua memerintahkan anak buahnya yang sedang brutal untuk menghentikan
operasi militer di Sugapa Intan Jaya.
2). Pemerintah Propinsi
Papua Tengah dan Pemda Intan Jaya segera membangun koordinasi untuk
memperhatikan warga sipil yang sedang mengungsi, baik mencarikan tempat
penampungan, bama, pengobatan dan lain lain.
3). Komnas HAM segera
menyelidiki kasus dugaan pelanggaran HAM di Intan Jaya.
4). Presiden RI melalui
Panglima dan Kapolri segera menghentikan Operasi militer di Tanah Papua dan
segera menarik Pasukan Non Organik dari Tanah Papua.
5). Untuk menghentikan
air mata darah yang terus menetes di Tanah Papua, Negara Indonesia segera
mengadakan Perundingan dengan bangsa Papua yang dimediasi dan difasilitasi oleh
pihak ketiga yang netral.
Demikian pernyataan ini
kami keluarkan untuk ditindak-lanjuti oleh pihak pihak terkait. (Koordinator
Jaringan Doa Rekonsiliasi untuk Pemulihan Papua (JDRP2))
Baca juga:
Intan Jaya Memanas Rumah Sehat ASN Dibakar
Penulis : Editor Iustitia